1)
Strategi
Tingkat Korporasi
Pada
tahun 2013 petumbuhan ekonomi indonesia di prediksi mengalami perlambatan
kendali tingkat investasi secara keseluruhan tetap menunjukan sinyal positif.
Tantangan besar perseroan adalah menurunnya permintaan komoditas dari china dan
volatilitas harga minyak mentah. Dari
dalam negeri tantangan terbesar adalah tekanan nilai mata uang, kenaikan biaya
pekerja, dan pengurangan subsidi BBM akan menyebabkan inflasi yang semakin
meninggi yang tentunya akan mengurangi margin perusahaan.
Strategi
efektif yang harus dilakukan perusahaan adalah menciptakan peluang pasar
terutama bagi pelanggan kelas menengah yang terus tumbuh. Perseroan harus
mengembangkan upaya peningkatan efektifitas biaya internal sehingga jika
terjadi gejolak di tingkat makro ekonomi maka keuangan perusahaan tidak
terganggu. Perseroan
juga harus mengembangkan pasar dengan menerika feedback dari konsumen,
memperluas pola konsumsi dan memberikan manfaat yang lebih besari dari setiap
produk di seluruh kategori.
2)
Strategi
Manajemen Keuangan
PT.
Unilever saat ini sedang fokus melakukan pertumbuhan
organik seperti peningkatan omset penjualan, laba perusahaan dan menekan
struktur biaya. Namun tidak menutup kemungkinan melakukan pertumbuhan
anorganik. Sepanjang kiprahnya di Indonesia, Unilever telah empat kali
mengakuisisi merek. Akuisisi teh celup Sari Wangi dilakukan tahun 1990, Yoohan
(dengan berbagai merek seperti Molto, Trisol, Whipol) tahun 1998, kecap Bango
tahun 2000 dan Taro tahun 2003.
Dalam melakukan
akuisisi, Unilever selalu menggunakan dana keuangan internal, tidak perlu
injeksi dana kantor pusat. Ia menekankan, akuisisi hanya akan dilakukan jika
bisa mendukung bisnis utama Unilever yang telah ada. Unilever tidak
akan keluar dari bisnis utamanya, memproduksi dan memasarkan barang-barang
konsumer. Strategi manajemen keuangan Unilever dilakukan melalui pendirian
kantor pemasaran Unilever Indonesia ke berbagai negara seperti Singapura,
Jepang dan Australia. Sabun Lux buatan Rungkut, ice cream Wall’s dan teh Sari
Wangi buatan made in Cikarang bisa ditemukan di ketiga negara ini. Total ekspor
produk Unilever Indonesia mencapai 6% dari omset penjualan.
3)
Strategi
Manajemen Sumber Daya Manusia
Salah satu kekuatan
Unilever ada pada kualitas sumber daya manusia. Unilever secara rutin merekrut
lulusan baru dari universitas terkemuka. Setelah itu diberikan pelatihan sistem
produksi, pemasaran dan keuangan selama tiga bulan. Mereka tidak langsung kerja
tetapi ditraining terlebih dahulu di berbagai bidang seperti manufaktur, pemasaran,
penelitian dan pengembangan. Saat ini tenaga kerja yang diserap oleh Unilever
secara langsung berjumlah 3.000 orang ini belum termasuk tenaga kerja tidak
langsung. Total tenaga kerja yang terserap berjumlah 25.000 orang. Jika
diansumsikan satu orang memiliki empat anggota keluarga maka perusahaan
menanggung nasib sekitar 100.000 orang.
Program pelatihan yang dilakukan PT
Unilever, Tbk terhadap para karyawan pada tahun 2012 mencapai 42.350 program
yang menjamin pengembangan kemampuan karyawan peruahaan
4)
Strategi
Manajemen Operasional
Dalam Merumuskan strategi manajemen operasional paling
tidak membutuhkan dua komponen, yaitu adanya sarana dan prasarana yang memadai
dan cara menyediakan sarana dan prasarana tersebut. Dari dua komponen diatas,
hal-hal pokok dalam manajemen operasional dapat dijabarkan menjadi beberapa
bidang, yaitu inventarisasi, prosedur, pembelian barang, pengendalian mutu,
biaya produksi, produktivitas kerja, jadwal produksi, tenaga kerja, penggunaan
fasilitas, dan pemeliharaan peralatan.
Strategi Manajemen Operasional Unilever adalah
penyertaan, merangkul perbedaan, menciptakan kemungkinan dan berkembang
bersama-sama untuk bisnis yang lebih baik kinerjanya. Perusahaan merangkul
keragaman dalam tenaga kerja. Ini berarti memberikan perhatian penuh dan adil
kepada semua pemohon dan pembangunan berkelanjutan semua karyawan tanpa
memandang jenis kelamin, kebangsaan, ras, kepercayaan, cacat, atau status
sosial. Keanekaragaman memainkan peranan penting dalam memastikan perusahaan
memahami kebutuhan konsumen. Produktivitas kerja yang berusaha ditingkatkan
dari tahun per tahun dengan melatih SDM dalam bidang produksi dan keuangan.
5)
Strategi
Manajemen Pemasaran
Ada empat komponen pokok bidang pemasaran yang dapat
dikendalikan perusahaan yang kita kenal dengan sebutan 4P (Product, Price,
Place, dan Promotion), termasuk pula kondisi persaingan.
Dalam strategi pemasaran, Unilever menciptakan brand
masing-masing pada setiap produk, sehingga membagi pasar produk sabunnya dalam
3 merek, yaitu Lux (untuk kecantikan wanita dengan segala manfaat dari sabun
Lux), Lifebuoy (Kesehatan-keluarga) dan Dove (kecantikan sejati karena cantik
itu tidak mengenal usia, ras dan batasan yang lain sera menonjolkan
keistimewaan formulanya yang hingga kini belum bisa dicontoh oleh produsen
sabun dimanapun), atau bagaimana Sosro membagi konsumennya berdasarkan jenis
produk teh botol Sosro (umum), Estee (menyukai volume/isi lebih banyak) dan
Fruit tee (anak muda/khususnya anak sekolah yang menyukai teh rasa buah &
cenderung suka rasa manis).
Unilever tidak saja menjawab kebutuhan pasarnya tetapi
juga memastikan kempetitornya untuk berfikir beberapa kali sebelum
menyemplungkan diri kekancah persaingan tersebut
0 komentar:
Posting Komentar